Dibebankan segala larangan hingga langkahnya tertatih
Ketika mata beningnya ingin memandang dunia
Dibenamkan kepalanya oleh segala aturan hingga sulit menoleh
Ketika mulai tegak melangkah dan menatap takjub
Keingintahuan dicekoki oleh tahun-tahun yang menuntut
Menghafalkan kebenaran subyektif
Dan segala rambu yang menyebabkan kakinya terikat
Setelah meninggalkan kawah candradimuka
Sisa bara doktrin masih menancap kuat di sekujur tubuh
Di dalam gelombang liar yang mengombang ambingkan kehidupan
Hati hanya bisa termangu bingung
Senja telah rabun mata
Saat kita mencoba menikmati karya
Yang ditemui hanya kepingan yang ditautkan
Bukan manusia, apalagi seutuhnya
Secara sadar kita hanya menciptakan kegagalan
Mengulangi jalan sempit yang dirintis kebiasaan
Merusak amanah sebab amarah dan aluamah
Sehingga dia berpredikat sebagai anak
Puisi ini mengangkat tema tentang beban dan pengaruh pendidikan serta pola asuh terhadap anak. Dengan gaya bahasa yang tegas namun puitis, puisi ini menggambarkan bagaimana anak seringkali diberi batasan dan diatur oleh orang dewasa, hingga keingintahuannya yang murni tersisihkan oleh aturan dan doktrin yang kaku. Pada akhirnya, puisi ini mencerminkan keprihatinan tentang bagaimana sistem tersebut sering kali menghasilkan manusia yang tertekan dan tidak mampu menjadi dirinya sendiri secara utuh.
BalasHapusAda kesan kegelisahan dalam kalimat "kita meletakkan cemas di kakinya yang mungil," yang melambangkan kecemasan orang tua atau masyarakat yang ditransfer ke anak-anak. Penekanan pada "kebenaran subyektif" dan "rambu yang menyebabkan kakinya terikat" menyoroti bagaimana norma-norma yang bersifat sepihak dapat mengekang kreativitas dan kebebasan anak.
Bagian terakhir, "kita hanya menciptakan kegagalan," memberikan refleksi keras tentang kesalahan kolektif dalam membesarkan anak, yang seharusnya dipenuhi dengan kasih sayang dan pemahaman, namun malah dihantui oleh kemarahan dan dorongan nafsu (aluamah). Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kembali bagaimana seharusnya memperlakukan anak-anak agar mereka bisa tumbuh menjadi individu yang utuh dan bebas.