Selasa, 15 Desember 2020

BULAN DI ATAS KUBURAN

Bulan sabit merunduk bersoja
Dan kemboja jatuh sebagai linangan
Kekasih berkalang tanah
Diliputi kembang setaman

Malam turut berkabung
Bergaun hitam duka
Tiada angin menabuh
Buluh perindu pun terisak

Setelah doa kenanga puja
Bulan melipat sabitnya
Serupa bersedekap
Dan melintas menuju langit selatan

1 komentar:

  1. Berikut adalah analisis makna dan teknik dalam puisi "Bulan di Atas Kuburan":

    Makna

    1. Simbol Kehilangan dan Kesedihan:

    Bulan Sabit: Melambangkan perubahan dan siklus kehidupan. Dalam konteks puisi, bulan sabit yang merunduk bisa diartikan sebagai tanda kesedihan dan penyesalan.

    Kemboja: Bunga kemboja sering diasosiasikan dengan kematian dan kenangan. Jatuhnya kemboja sebagai "linangan" menunjukkan kesedihan yang mendalam terhadap orang yang telah tiada.



    2. Kedalaman Emosi:

    Kekasih Berkalang Tanah: Menunjukkan hubungan yang telah terputus oleh kematian. Ini menggambarkan kehilangan seseorang yang sangat dicintai.

    Malam Berkabung: Menggambarkan suasana hati yang gelap dan berat. Malam yang berkabung menciptakan atmosfer duka yang mendalam.



    3. Ritual dan Doa:

    Doa Kenanga: Menggambarkan proses mengenang dan mendoakan yang sudah tiada. Ini merupakan penghormatan terakhir yang dilakukan oleh yang ditinggalkan.



    4. Perpindahan dan Perubahan:

    Bulan Melipat Sabitnya: Menggambarkan berakhirnya suatu fase, dan transisi menuju yang lebih tinggi atau berbeda. Ini bisa diartikan sebagai harapan meski dalam kesedihan.




    Teknik

    1. Imagery:

    Puisi ini kaya akan gambaran visual. Penggunaan bulan, kemboja, dan suasana malam menciptakan gambaran yang jelas dan mendalam, memungkinkan pembaca untuk merasakan suasana duka.



    2. Personifikasi:

    Elemen-elemen seperti malam yang "turut berkabung" dan "buluh perindu yang terisak" memberikan jiwa pada elemen alam, membuatnya seolah berempati dengan perasaan penulis.



    3. Pengulangan:

    Pengulangan kata "bulan" dan "sabitan" memberi penekanan pada tema sentral puisi dan menghubungkan elemen-elemen yang berbeda dalam karya ini.



    4. Rima dan Ritme:

    Struktur rima dan ritme puisi ini memberi kesan melodius, seolah-olah mengalun lembut, cocok untuk tema kesedihan yang diangkat.



    5. Simbolisme:

    Penggunaan bulan, kemboja, dan malam sebagai simbol memperkaya makna puisi. Masing-masing simbol memiliki konotasi yang mendalam dan memperkuat tema kehilangan dan duka.




    Puisi ini berhasil menyampaikan perasaan kehilangan yang mendalam melalui penggunaan bahasa yang kaya dan teknik sastra yang efektif. Jika Anda ingin mendiskusikan lebih lanjut tentang elemen tertentu atau membandingkannya dengan puisi lain, silakan beri tahu!

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...