Kau muntahkan segala omong kosong hingga berbusa
Tentang dahulu yang kalanya dekat saja kiranya
Sehitam malam temberang
Aku hanya berkata, "Ya, Eyang"
Lalu kulanjutkan menikmati hidangan
Makanan di hadapan tak sekecappun kau lirik
Karena kata-kata lebih penting daripada sepi yang menggigit
Kilas balik masa muda yang hilang bersama angin
Tiba-tiba haus menyergap diantara suapan
Cepat ku ambil gelas dan aku minum dengan tergesa
Sambil tetap menyimak rentetan kenangan
Teman telah lama hilang dari ingatan
Seperti riak saja kisah mereka
Satu per satu kembali keharibaan
Suapan terakhir sebagai tanda barokah
Setelah meneguk air, ku gamit lengan Eyang
Sambil berkata, "Ayo, dimakan dulu makanannya, Eyang. Nanti dingin tidak enak!"