Minggu, 25 Februari 2024

HUJANNYA DATANG LAGI

Setelah panas menimpa pada hari
Dimana siang lebih panjang hitungannya
Hujan tiba-tiba datang lagi
Tak ada kulonuwun karena musim

Hujan datang lagi tiada pesan
Hanya kalenan yang tertimbun sampah
Serta jalanan desa yang terendam
Juga pohonan yang menggigil

Tiada puting beliung datang
Karena halilintar tak gentar
Sekadar hujan menghapus sumuk
Dan suara rintiknya berbisik

Rabu, 21 Februari 2024

PRAJA MUDA KARANA

Membaca jejak langkah
Mengirim sandi
Di bhumi perkemahan

Api unggun di tengah, dikelilingi
Lidahnya menjilat bayangan bergerak
Setiap regu menyanyi dan bertanding

Tanda kecakapan di dada dan selempang
Jerih payah, keringat dan pencapaian

Tumbuh, tumbuhlah tunas muda
Menjadi pohon yang tegar
Akarnya mencengkeram bumi dan pucuknya menuding langit

Sabtu, 17 Februari 2024

KEPENTINGAN

Semenjak kepentingan itu abadi
Maka kemenangan wajib diraih
Dengan intrik juga taktik
Sebagai kata-kata mengikat janji

Uang dengan uba rampe kembang setaman
Pelicin bagi si pahit lidah, 
dan bantuan atas nama, 
bergerilya di pelosok gang hingga pikiran dan hati

Setelah kue kekuasaan terbagi
Segala ujar serupa daun kering
Terbang mengikuti angin
Sementara wajah-wajah pasi memandang kosong

Selasa, 13 Februari 2024

PERANG

Perang sengit terjadi di dalam ruang
Senjatanya ujaran yang saling memagut dengan intens
Tawar menawar di bilik hingga makan malam
Tarik menarik antara kepentingan

Manuver ke sana kemari
Sejumlah kursi sebagai modal awal
Di meja perjudian kekuasaan taruhannya
Sebelum diketok palu oleh ketua paripurna

Minggu, 11 Februari 2024

TENSI

Mendekati hari
Kata berdebar menebar dengki
Sebagai pembungkus janji

Sebagaimana masturbasi
Setelah sekian lama mengejan
Ekstase pada klimaksnya

Jikalau kursi
Maka tujuan bergerak berderak
Memanen akar rumput

Senin, 05 Februari 2024

KONTESTASI

Layar telah dibentangkan
Gunungan dinaikkan
Hitungan mundur dimulai

Kontestan berhias sebagaimana merak
Berteriak nyaring seumpama birahi
Berjanji lewat tanda tangan dan cap darah

Mari beramai kumpul di lapangan
Di bawah terik matari dan disirami hujan
Kita lumat segala ujar-ujar

Kepada segenap akar rumput
Ayo beramai kita tagih janji
Di bilik suara

Sabtu, 03 Februari 2024

MOMONG

Kau muntahkan segala omong kosong hingga berbusa
Tentang dahulu yang kalanya dekat saja kiranya

Sehitam malam temberang
Aku hanya berkata, "Ya, Eyang"
Lalu kulanjutkan menikmati hidangan

Makanan di hadapan tak sekecappun kau lirik
Karena kata-kata lebih penting daripada sepi yang menggigit
Kilas balik masa muda yang hilang bersama angin

Tiba-tiba haus menyergap diantara suapan
Cepat ku ambil gelas dan aku minum dengan tergesa
Sambil tetap menyimak rentetan kenangan

Teman telah lama hilang dari ingatan
Seperti riak saja kisah mereka
Satu per satu kembali keharibaan

Suapan terakhir sebagai tanda barokah
Setelah meneguk air, ku gamit lengan Eyang
Sambil berkata, "Ayo, dimakan dulu makanannya, Eyang. Nanti dingin tidak enak!"

Kamis, 01 Februari 2024

SUARA DARI PEPOHONAN

Tidakkah gemerisiknya daun berbisik
Mewartakan kematian
Dipenggal oleh gergaji tak berperi

Tiada tangis bagi dahan ranting
Kerna kemarau telah menghapus jejak
Hanya kabar angin telah sayup

Setelah rata tanah
Akar tercerabut
Suara hanyalah deru mesin

Kedasih pun tak jua merintih
Padahal sejauh mata memandang
Tiada sarang hanya gersang

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...