Ia meletakkan panasnya di bahu siang yang terik
Dan malam-malam yang sumuk singgah di peraduan
Ketika musim telah mencapai titik kulminasi
Secepatnya ia berubah menjadi awan hitam dan angin
Setelah sekian waktu maka mendung berganti menjadi titik-titik air
Namun tak selayaknya musim berganti
Sehabis hujan tercurah dari langit
Keringat tetap mengaliri kening dan pipi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar