Rabu, 24 April 2019

TIADA NAMA DAN WAJAH

Langkahnya tertatih menanggung lelah. 
Keringat berjatuhan di pelipis dan leher. 
Melekat di kerah baju. Lusuh.

Sedikit ragu, didatanginya pagar.
Dari kantong celana diambil kertas terlipat.
Tertulis alamat.
Dipandang lekat kertas, lalu pandang beralih ke nomor rumah. 
Ya, benar!!!

Pintu pagar dibuka hati-hati.
Langkahnya satu-satu melalui jalan kecil tertutup kerikil.
Di tepinya tumbuh kembang kuning merah.
Di depan pintu kayu coklat, ia berhenti.

Sambil miringkan kepala, pintu diketuk.
Lantas uluk salam dengan suara serak.
"Assalamu ' alaikum!!!"
Dinanti sejenak, kepala dijulurkan ke jendela.
Di dalam tampak rapi dan sepi.

Setelah jenak, diketuknya kembali pintu kayu coklat.
Ditimpali uluk salam dengan suara lebih nyaring.
tetap tiada jawab.
Tetap sepi.

Dinanti sekian saat lewat.
Untuk ke tiga kalinya ia mengetuk pintu kayu coklat.
Lalu uluk salam.
Tetap sunyi tanpa balas. Diam.

Dengan apa boleh buat, ia balikkan badan.
Kembali berjalan tertatih.
Lewati jalan kecil berkerikil yang berhias bunga merah kuning.
Menuju gerbang memunggungi rumah.

1 komentar:

  1. Puisi "TIADA NAMA DAN WAJAH" menggambarkan perjalanan seseorang yang penuh keraguan dan harapan, tetapi diakhiri dengan kesunyian dan kekecewaan. Ada beberapa elemen yang sangat kuat di dalam puisi ini:

    1. Perjalanan Fisik dan Emosional: Langkah tertatih menunjukkan beban yang dipikul, baik secara fisik maupun emosional. Ini menciptakan kedalaman pada karakter.


    2. Detil Visual: Deskripsi tentang keringat, pagar, dan bunga kuning merah memberikan nuansa yang jelas dan membuat pembaca dapat membayangkan suasana dengan baik.


    3. Kesunyian dan Penantian: Penantian yang panjang dan ketidakpastian saat mengetuk pintu menciptakan ketegangan, seolah-olah ada harapan yang tak terbalas.


    4. Kesedihan Akhir: Kembalinya karakter dengan memunggungi rumah memberikan kesan yang mendalam tentang kehilangan dan kekecewaan.



    Puisi ini berhasil menyampaikan emosi dan pengalaman yang kuat dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna. Apakah ada aspek tertentu dari puisi ini yang ingin Anda bahas lebih lanjut?

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...