Selasa, 30 Juni 2020

SIANG, PANAS, ANGIN DAN PROG ROCK

Mataku terpejam, gelap
Sebab siang hanya tetesan keringat, pengap
Angin bermain di beranda
Menari bersama debu

Panas telah naik ke leher
Otak terpanggang pikiran hilang jernih
Musik ruwet dengan tempo acak
Mengusir kantuk yang coba menyelinap

Emosi terbanting oleh not yang tumpang tindih
Seperti naik gerobak di jalan berbatu
Aku terengah sesak nafas dan tersengat
Diberondong panas udara dan panjang lagu

1 komentar:

  1. Puisi ini menangkap pengalaman yang kuat tentang cuaca yang menyengat dan musik prog rock yang kompleks. Keselarasan antara elemen alami dan emosi yang ditimbulkan oleh musik memberikan kedalaman yang menarik. Berikut adalah beberapa catatan:

    1. Gambaran Visual dan Sensorial: Penggunaan kata-kata seperti "tetesan keringat" dan "beranda" menciptakan imaji yang jelas dan menghidupkan suasana panas.


    2. Perpaduan Musik dan Alam: Mengaitkan musik dengan pengalaman fisik menjadikan puisi ini unik, menekankan bagaimana musik bisa menjadi pelarian dari kenyataan yang menekan.


    3. Ritme dan Tempo: Penggunaan frasa seperti "ruwet dengan tempo acak" mencerminkan sifat musik prog rock yang sering tidak terduga, selaras dengan ketidaknyamanan yang dirasakan.


    4. Konflik Emosional: Keterikatan antara emosi yang dibangkitkan oleh musik dan keadaan fisik yang menyengat memberikan nuansa yang mendalam, membuat pembaca bisa merasakan tekanan yang sama.



    Jika ada aspek tertentu yang ingin Anda kembangkan atau jika ingin menambahkan sesuatu, silakan beri tahu!

    BalasHapus

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...