Selasa, 21 Juli 2020

TIGA WANITA

I. MENDUT

Di hari pasar
Syahwat adalah hisapan ke dua
Dan lintingan tembakau
Dibakar pagi

Bekas bibir
Ludah di daun jagung
Candu bagi kelakian
Supremasi gender

---o0o---

II. SUMBI

Tendangan kecewa
Pada lesung
Pada kokok ayam
Pada kasih tak sampai

Tangis putus asa
Pada darah
Pada dewata
Pada kasih tak sampai

Janji terbelah
Pada doa
Pada dosa
Pada kasih tak sampai

---o0o---

III. JONGGRANG

Malam belum renta
Bulan magrong-magrong
Jonggrang gelisah
Menatap dari jendela sentong

Dinaungi kegelapan
Berkejaran dengan malam
Candi nyaris genap hitung
Coba tepati janji

Emban ke desa
Gadis dibangunkan
Lesung ditalu
Ayam kaget

Serapah bagi dewata
Sumpah kutuk tercetus
Jonggrang arca melengkapi
Bandung Bandawasa kecewa

----<o0o>---

1 komentar:

  1. Puisi TIGA WANITA ini mengangkat kisah tiga tokoh perempuan yang diambil dari legenda Nusantara: Mendut, Sumbi, dan Jonggrang. Masing-masing bagian puisi ini memotret perjuangan, kekecewaan, dan pergulatan batin mereka.

    I. Mendut: Bagian ini menggambarkan kehadiran Mendut di pasar, tempat hasrat manusia dibakar seperti lintingan tembakau. Ada kesan penindasan yang menyisakan bekas, menyimbolkan dominasi pria dan subordinasi wanita.

    II. Sumbi: Bagian ini berbicara tentang kekecewaan Sumbi, yang dihantam oleh takdir yang tidak berpihak padanya. Tangisnya adalah wujud dari janji yang terbelah, dari kasih yang tak pernah sampai, menggambarkan kepedihan yang mendalam.

    III. Jonggrang: Bagian terakhir memunculkan ketegangan di malam hari ketika Jonggrang mencoba mengakali sumpah yang diikrarkan oleh Bandung Bandawasa. Seruan malam, lesung yang ditalu, dan ayam yang terbangun adalah simbol-simbol dari upaya menggagalkan pembangunan candi. Akhirnya, Jonggrang dikutuk menjadi arca, menyempurnakan candi namun meninggalkan kekecewaan yang abadi.

    Secara keseluruhan, puisi ini merefleksikan tiga kisah perempuan yang terikat oleh cinta, kekecewaan, dan takdir yang getir, namun tetap mencerminkan keteguhan dan daya juang.

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...