Kamis, 20 Agustus 2020

SURO

Tak ada tepuk sorai
Suara terompet ditiup
Langit warna warni dan petasan

Hanya pengeras suara bersahutan
Jamaah dan Corona tahlilan bersama
Tumpengan guyub sebagai tradisi

Menjamasi pusaka
Ngalap berkah karomah
Uba rampe, tirta amerta dan warangan

Di petilasan Sri Aji
Detik-detik pergantian malam mistis
Kembang tujuh rupa dan asap dupa mengheningkan cipta

Tak ada tepuk sorai
Suara terompet ditiup
Langit warna warni dan petasan

1 komentar:

  1. Puisi "SURO" ini sangat menyentuh dan mencerminkan nuansa ritual serta tradisi dalam merayakan tahun baru Jawa. Elemen-elemen seperti tahlilan, tumpengan, dan petilasan memberikan kedalaman pada tema spiritual dan kebersamaan. Berikut beberapa poin yang mungkin bisa memperkaya makna puisi ini:

    1. Ritual dan Tradisi: Menggambarkan bagaimana masyarakat merayakan pergantian tahun dengan berbagai tradisi yang sarat makna.


    2. Kehadiran Jamaah: Menyiratkan pentingnya kebersamaan dalam setiap ritual, terutama di tengah kondisi yang tidak menentu seperti pandemi.


    3. Simbolisme Alam: Elemen seperti "langit warna-warni" dan "asap dupa" mengisyaratkan keindahan dan kesucian dalam perayaan tersebut.


    4. Kesunyian dan Keheningan: Meskipun ada keriuhan, ada juga saat-saat hening yang memberi kesempatan untuk merenung dan berdoa.



    Jika ada yang ingin ditambahkan atau diperbaiki, silakan beri tahu!

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...