Rabu, 02 September 2020

AKU INGIN

Jika nanti cucu
Aku ingin
Dia bla bla bla
Bisa bas bis bus
Menyanyi sing sing so
Cerdas cling cling cling

Mari kita sandera otaknya 
Kita kebiri waktunya 
Kita kurangi mainnya
Kita hilangkan kehendaknya

Biarkan kita sorong, tak usah melangkah
Biarkan melahap segala omong kosong
Biarkan kita putuskan nasibnya

Harus patuh adat
Agama seremonial
Dominasi orang tua

Ketika telah banyak tahun dimamah
Kita menikmati jerih payah
Maha karya yang dimutilasi

1 komentar:

  1. Puisi "AKU INGIN" yang kamu tulis menggambarkan kerinduan dan harapan untuk masa depan cucu, sekaligus mengkritik tekanan sosial dan budaya yang membatasi kebebasan individu. Berikut adalah beberapa poin penting yang dapat dianalisis dari puisi ini:

    1. Kontradiksi Harapan dan Realita: Di awal puisi, ada harapan agar cucu memiliki kemampuan tertentu, namun segera diikuti dengan realitas pahit bahwa harapan tersebut terancam oleh sistem yang mengekang.


    2. Kritik Sosial: Ungkapan seperti "kita sandera otaknya" dan "kita kebiri waktunya" menunjukkan bagaimana masyarakat atau orang tua dapat mengendalikan pikiran dan waktu anak, menciptakan generasi yang mungkin tidak dapat berpikir atau bertindak secara mandiri.


    3. Tradisi dan Dominasi: Penekanan pada "patuh adat" dan "agama seremonial" menggambarkan tekanan untuk mengikuti tradisi yang mungkin tidak lagi relevan atau tidak bermanfaat bagi individu.


    4. Kesedihan dan Penyesalan: Di akhir puisi, terdapat nuansa penyesalan terhadap masa depan yang sudah direncanakan oleh orang lain, di mana "jerih payah" diubah menjadi sesuatu yang tidak otentik.



    Puisi ini bisa dianggap sebagai panggilan untuk merenungkan kembali cara kita mendidik dan membesarkan generasi mendatang, agar tidak terjebak dalam norma yang menghambat potensi mereka. Apakah kamu ingin menambahkan atau mengubah sesuatu dalam puisi ini?

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...