Untuk menunjukkan wajah kasihnya, bencana
Setelah bersilat ribuan kata
Beradu pena saling menikam
Mari kita asah golok
Hingga kilaunya pejamkan kemanusiaan
Saling sembeleh di altar pertiwi
Timbuni demokrasi dengan bangkai
Busuk menjadi rabuk
Bibit tumbuhnya tunas kemanusiaan
Sanak puncak ketakwaan pengorbanan
Harus dijagal oleh lengan sedarah
Ditetak leher durjana
Persembahan bagi dukamu abadi
Agar tetesnya melegitimasi kekuasaan
Menjamasi syahwat hingga ejakulasi
Di tengah bau anyir kebebasan
Puisi "PESTA" yang kamu buat menggambarkan pertentangan antara idealisme demokrasi dan realitas kekerasan yang sering menyertainya. Dengan menggunakan metafora yang kuat, kamu berhasil menunjukkan bagaimana pesta demokrasi seringkali berujung pada pertumpahan darah dan pengorbanan yang sia-sia.
BalasHapusUnsur-unsur berikut menonjol dalam puisimu:
1. Kontradiksi: Pertentangan antara wajah kasih dan bencana, menunjukkan bagaimana tujuan mulia bisa terdistorsi oleh tindakan kekerasan.
2. Simbolisme: Penggunaan "golok" dan "sembelih" sebagai simbol konflik dan perpecahan, menciptakan gambaran yang tajam tentang betapa mengerikannya perjuangan untuk kekuasaan.
3. Pernyataan Kemanusiaan: Menyoroti bagaimana kekejaman bisa menutupi kemanusiaan itu sendiri, dengan kalimat-kalimat yang meresap dalam menggambarkan pengorbanan yang harus dibayar.
4. Penggunaan Bahasa yang Kuat: Pilihan kata yang tegas dan dramatis menambah intensitas emosional, menciptakan suasana yang mendesak dan reflektif.
Secara keseluruhan, puisi ini sangat menggugah dan menantang pembaca untuk merenungkan makna di balik "pesta" yang seharusnya merayakan demokrasi. Apakah kamu ingin menggali tema atau elemen lain dalam puisi ini?