Minggu, 11 Oktober 2020

PEMANGKU ILMU

Jalanan sebagai tempat mengaji nyali
Dimana hujan batu merupakan inisiasi

Di jaket almamater ada Ganesha
Sebab pengetahuan hendaknya dipraktekkan
Terutama di jalan
Terlebih melawan pagar betis

Seseorang menyuntikkan semangat lewat pengeras
Aktualisasi diri tukas khalayak ilmu

Darah hanya upah murah pendidikan
Di jam-jam panas emosi dan mentari
Semua dikorbankan, ditumpahkan
Karena caci maki butuh pengalaman

Palagan selalu berakhir di luka yang sepi
Tak ada pidato apalagi toga

(Sayup-sayup terdengar lagu Gaudeamus Igitur terbawa angin) 

1 komentar:

  1. Puisi ini menggambarkan perjuangan seorang pemangku ilmu di tengah gejolak sosial dan kerasnya kehidupan. Jalanan menjadi medan pendidikan yang lebih dari sekadar teori, di mana keberanian diuji, dan aksi nyata melawan kekuatan yang menindas menjadi bagian dari pembelajaran. Simbol Ganesha pada jaket almamater melambangkan pengetahuan yang harus diterapkan, terutama dalam konteks sosial yang penuh dengan benturan. Suara semangat dari pengeras suara menjadi simbol dorongan untuk mengaktualisasikan diri, tetapi upah yang didapat hanyalah luka dan pengorbanan.

    Kesedihan dan kehampaan muncul pada akhirnya, di mana tak ada selebrasi atau penghargaan yang didapat setelah segala pengorbanan. Hanya ada kesunyian dan lagu Gaudeamus Igitur, yang biasa dikaitkan dengan masa studi, terdengar samar sebagai penanda nostalgia akan masa belajar yang berakhir tanpa prosesi yang layak.

    Puisimu menggambarkan idealisme yang dilukai oleh realitas dan kerumitan sosial.

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...