Matanya menghujam tanah dan batu
Tanah perbukitan tadah hujan
Dengan pohon mangga podang yang merana
Ayunan pertama bagi makan keluarga
Kedua dinisbahkan pada sekolah anaknya
Kemudian untuk membeli baju batik
Batik untuk menghadiri tahlilan
Baju lama telah penuh tisik
Badannya yang liat terus bekerja serupa mesin
Keringat menetes menjadi pupuk
Matahari tak berdaya mengusiknya
Setelah makan siang dan istirahat sejenak
Ia dan istri mulai menancapkan bibit
Bibit telo pandemir
Matahari telah surup
Lahan sekedok telah ditanami
Tinggal berharap hujan datang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar