Disimpan dalam bumbung bambu
Bercampur dengan recehan kumal
Ketika itu bumbung telah penuh
Sekedar keringat tak mampu menampung
Dihitungnya setiap receh
Setiap langkah ke tanah suci
Setiap doa yang dilarung ke langit
Di kantor yang seragam
Wajahnya sumringah meletakkan karung di meja
Harga sebuah perjalanan ziarah
Dengan senyum seorang salesman,
petugas mohon maaf
Karena tabungan adalah bambu dan telah dimakan tahun
Koin dan receh telah hilang nilai karena kadaluwarsa
Dengan gontai ia pulang menyeret langkah
Di rumah telah menanti malaikat
Mengabarkan hajinya telah dicatat di kitab yang terjaga
Puisi "PERJALANAN ZIARAH" ini menggambarkan perjalanan spiritual seseorang yang telah lama menabung untuk bisa melaksanakan ibadah haji, namun sayangnya menghadapi kenyataan pahit ketika tabungannya dianggap sudah tidak bernilai lagi karena kadaluwarsa. Simbol bumbung bambu dan receh kumal menyiratkan perjuangan dan pengorbanan panjang yang dilakukan dengan penuh kesabaran, meski pada akhirnya usahanya tidak dihargai oleh sistem duniawi.
BalasHapusAkhir dari puisi ini membawa penghiburan, ketika sang tokoh pulang dengan gontai, tetapi mendapati bahwa amal dan niat sucinya telah tercatat di kitab Ilahi, seolah-olah perjalanan ziarahnya diakui oleh Tuhan meski secara fisik ia tak dapat melakukannya.
Tema yang diangkat adalah keikhlasan dalam berjuang dan penerimaan terhadap takdir, serta keyakinan bahwa amal dan niat baik tidak akan sia-sia di mata Tuhan.