Rabu, 25 November 2020

MENIMBA ILMU

Ruangan itu tak cukup besar
Lampunya pun tidak terlalu terang
Cukuplah hanya sekedar untuk menulis
Lantainya ditutupi sajadah
Rapat dan kumuh
Meja-meja kecil berbaris setengah lingkaran
Mengepung sebuah meja yang di atasnya terletak setumpuk buku kuning dan segelas besar teh tubruk

Seorang lelaki pertengahan
Seorang ustad
Duduk menyandarkan punggungnya di dinding
Kopiahnya dimakan waktu sarungnya luntur
Wajahnya desa menatap buku di atas meja
Suaranya pelan dan datar membacakan isi buku dan menerangkannya
Tanpa jeda terus bicara
Seperti dengung lebah
Sayup sampai
Tanpa menanti ditulis terus berucap
Malaikat yang menaungi sidang ilmu pun memiringkan kepalanya agar suara hikmah terdengar

Para santri haus ilmu
Konsentrasi mendengarkan setiap patah kata yang terlontar
Matanya memandang takjub
Tanpa dikomando semua memanjangkan leher
Menangkap setiap hikmah yang keluar
Tangan kanan sibuk menulis setiap keterangan
Tangan kiri menggaruk
Kepala yang tertutup peci
Pindah ke badan yang berkeringat
Ke selangkangan yang dihinggapi kudis
Ke sekujur tubuh yang dipenuhi pengetahuan hikmah kebijaksanaan yang gatal

Jam telah malam
Waktunya istirahat di barak
Ustad menutup buku
Meminum tehnya
Beruluk salam
Dan para santri berlarian dengan gembira

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...