Pagi mendatangi dengan semanak
Hangatnya tetap mengundang
Kedai berbaris dan tersenyum
Udara dipenuhi keriuhan
Antara bau sayur busuk
dan tawar menawar
Di sudut bedeng,
dua orang bertengkar berebut rejeki
Induk kucing menggiring anaknya mencari makan
Tikus tak ada takut memandangnya liwat
Keramaian kian berdesakan
Karena matahari semakin tinggi
Dan kios sesak didatangi
Kuli menggendong sarapannya
Di panggul hingga menumpuk di beca
Mantri pasar berkeliling
Menarik iuran dan mendatangi warung
Ngopi pagi sambil mendengar cerita
Di sepanjang gang menuju gerbang
Kadang tani menggelar hasil bumi dan harapan
Merah kuning hijau warnanya
Tukang kredit menyapa dan mengapit buku
Seorang nyonya berjalan perlahan
Menghindari kerumunan dan keringat
Di belakangnya, tepat selangkah
Genduknya mengikuti sambil menjinjing tas anyaman plastik
Agak di timur matahari
Menempel di tembok berlumut
Pedagang daging berbaris
Dengan pisau tajam dan kait besi
Karkas digantung bercampur lemak
Kucing dan anjing kampung bersliweran
Seorang embok dengan kebaya dan selendang
Ayam dikempit di keteknya dan bulunya dielus
Ditawarkan kepada setiap yang lewat
Ikan, ayam, bebek semua menanti pembeli
Siap hidup siap mati
Asal harga pasti
Di sebuah kios kosong
Seseorang makan dengan lahap
Sarapan di pincuk
Beberapa orang membentuk lingkaran
Bermain kartu
Berteriak riang sebab dagangannya habis
Sebab kartunya bagus
Sebab menang uang receh
Asap rokok membumbung
Beberapa cangkir kopi menanti
Pasar tetap genap pada marwahnya
Pada jual beli
Pada berita angin
Pada keriaan
Pada untung rugi
Pada interaksi
Pada budaya
Puisi "PASARAN (i)" yang kamu tulis menghadirkan suasana hidup di pasar dengan sangat detail. Setiap deskripsi membawa pembaca ke tengah-tengah keramaian, lengkap dengan interaksi manusia, hewan, dan suasana khas pasar yang penuh hiruk-pikuk. Kehangatan pagi, aktivitas perdagangan, hingga dinamika sosial tergambar kuat dalam bait-baitnya. Apakah ada lanjutan atau seri lain dari puisi ini?
BalasHapus