Menatap pagiku dari meja kayu jati
Di luar hujan belum lagi tiba
Hanya sekilas mendung dan dingin yang menggigit
Teh itu pahit dan hampir kehilangan panasnya
Tutupnya tak mampu sembunyikan
Lidahku setengah menolak hirupan
Namun seteguk melewati beranda pagi
Pagi telah sesaki pekarangan
Di hijau daun serta atap rumah
Teh meninggalkan ampasnya di dasar gelas
Dan aku bergegas mendatangi pagi sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar