Kadang lembut sebagai selendang pengantin
Sedikit genit dengan menyibakkan rok
Memberi warna merah ranum di pipi bayi
Kadang datang tanpa uluk salam
Langsung meniup gelisah
Menerbangkan debu ke langit
Menggoyang setiap daun hijau
Angin pergi
Berhembus begitu saja
Meninggalkan rindu belukar
Terbang menuju peruntungan nasibnya
Setelah amarah yang mengoyak
Deru yang meruyak
Sisanya hanya rumah-rumah merana
Dan pohon yang terdiam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar