Sebab kantuk tak dapat menyelinap
Ketika mata ditutup pikiran kian berkecamuk
Berjatuhan seperti gerimis di luar sana
Satu ketika kubuka buku di halaman tengah
Huruf berloncatan ke dalam bola mata
Lalu hilang tenggelam tanpa arti
Sedangkan buku hanya senyum mengejek
Sebenarnya lagu adalah teman setia
Namun jika selalu diulang
Jadi seperti cuci otak
Setiap ketukan dan denting otomatis didendangkan oleh hati
Makan, ya, makan teman sesungguhnya
Mulut bisa menggerus semua makanan
Hilang sudah cita rasa
Hanya kenyang dan haus yang didapat
Jam telah jauhi dini hari
Keadaan tetap saja sama
Angin di jendela bersama gerimis
Musik berbunyi semaunya
Setelah lelah mencari kantuk
Badan direbahkan di sofa
Suara nyamuk di telinga
Suara hati di ubun-ubun
Pikiran tetap berkecamuk
Bertempur sendirian
Saling berargumen
Dan aku menikmatinya seperti menonton film
Jam telah berdentang di sepertiga malam terakhir
Aku bangun dan bergegas ke kamar mandi
Kencing lalu wudhu
Selanjutnya berdoa dan bergelung di atas sajadah
Kantuk tetap hilang
Entah dimana.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar