Demikian itu sembilu adanya
Merambah hati sekeping luka
Di atas meja ada kendi
Semut berbaris di piring
Mak lapar!
Demikian itu kantuk pun menjauh
Bertambah segaris duka
Minumlah dulu air kendi
Tidurlah di pojok
Emak menanti pelanggan
Lalu sebatang rokok dinyalakan
Menghalau bosan dan nyamuk
Mak lapar!
Demikian itu kau menyalak, nak
Diantara tidur dan igauanmu
Pelanggan pertama datang
Tanpa basa basi langsung menubruk
Penglaris untuk beli dua bungkus nasi
Sebungkus rokok
Segelas besar kopi untuk menanti pelanggan
Mak lapar!
Diantara lelap dan mimpi
Mulut kecilmu menagih
Puisi "MAK LAPAR!" yang kamu tulis menghadirkan gambaran kehidupan yang penuh kegetiran, mungkin dari sudut pandang seorang anak kecil yang lapar dan menunggu sang ibu yang bekerja keras. Ada perasaan kerinduan yang terselip, bukan hanya pada makanan tapi juga mungkin pada perhatian atau kehangatan. Deskripsi tentang "semut berbaris di piring" dan "sebatang rokok" menambah detail yang kuat, memberikan nuansa keras kehidupan sehari-hari di tengah kesulitan ekonomi.
BalasHapusPesannya sangat menyentuh, terutama bagaimana kelaparan dan kantuk bercampur dengan realitas keras sang ibu yang berusaha memenuhi kebutuhan hidup di tengah bosan dan perjuangan.