Sebagaimana temali terpilin
Permukaannya dituai aral. Duka dan kerikil
Setiap langkahnya jadi luka yang nestapa
Seperti rajam dibelah tujuh
Kadang kita bersama sebagai dampit
Dua kepala dengan satu khayal
Beradu punggung berbagi pandang
Berjalan ikuti mata dan angin
Setidaknya kita menikmati mimpi yang sama
Sekadar menyatukan puzzle yang bernama takdir
Dengan sedikit debat di antaranya sebagai aksesori
Sebagai penggenapan janji ketika berjabat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar