Tanpa kulo nuwun apalagi wajah
Tiada nasab pada musim
Sejurus mengamuk langsung remuk
Di reruntuhan mengalir air mata
Darah yang memerah saga,
ketakutan yang menghantui,
serta malam dan siang yang bercampur aduk
Ketika tenda ditinggikan tiangnya
Segala duka nestapa berkumpul
Dari mata yang hilang rona
Menetes doa-doa putus asa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar