Keduanya meratap keduanya menangkap
Seperti sisi mata pedang yang tajam
Diayun menetak hingga serambut dibelah tujuh
Bagai mata uang dilemparkan
Satu sisi tengadah sisi lain tengkurap
Di telapak tangan yang berkeringat gugup
Seakan pasti nasib digenggam erat
Setelah badai amarah reda mata kembali sayu
Ada rembang air mata di kelopak
Pedang hunus telah lunglai
Tinggal pedih sedih yang tersisa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar