Selasa, 22 Maret 2022

KEMANA KAH PUISI?

Tenggelam di lembar diary yang kusam
Dengan pinsil 2B yang diraut kedua ujungnya

Tertimbun dalam kenangan yang bayangannya memudar
Seperti pengulangan kata yang selalu terngiang

Pada pertemuan di kafe kecil dan sedikitnya argumen
Seolah kita sedang bermonolog di antara meja kursi

Di sosmed yang penuhi lamannya dengan iklan yang berbaris seperti semut
Mencaplok setiap pulsa kuota data

Berselimut malam ketika ide dipetik dari antara bintang dan ilham
Dengan beberapa kata yang terselip dalam ingatan

Dan aku semakin termangu tak mengerti

1 komentar:

  1. Puisi ini memiliki suasana kontemplatif dan melankolis, dengan pertanyaan "kemana kah puisi?" yang mencerminkan perasaan kehilangan atau keterasingan dalam proses kreatif. Gambaran tentang puisi yang tenggelam dalam kenangan, di lembar diary yang usang, menunjukkan bagaimana sesuatu yang berharga bisa terkubur di bawah beban waktu dan perubahan. Ada sentuhan realitas modern dalam referensi tentang media sosial yang dipenuhi iklan, dan kehidupan sehari-hari yang mungkin menghalangi ruang untuk puisi dan ide. Pada akhirnya, penyair berdiri di ambang perenungan, berusaha memahami di mana puisi kini berada dalam kehidupan mereka.

    Apakah ada bagian yang ingin diperluas atau disesuaikan?

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...