Dengan pinsil 2B yang diraut kedua ujungnya
Tertimbun dalam kenangan yang bayangannya memudar
Seperti pengulangan kata yang selalu terngiang
Pada pertemuan di kafe kecil dan sedikitnya argumen
Seolah kita sedang bermonolog di antara meja kursi
Di sosmed yang penuhi lamannya dengan iklan yang berbaris seperti semut
Mencaplok setiap pulsa kuota data
Berselimut malam ketika ide dipetik dari antara bintang dan ilham
Dengan beberapa kata yang terselip dalam ingatan
Dan aku semakin termangu tak mengerti
Puisi ini memiliki suasana kontemplatif dan melankolis, dengan pertanyaan "kemana kah puisi?" yang mencerminkan perasaan kehilangan atau keterasingan dalam proses kreatif. Gambaran tentang puisi yang tenggelam dalam kenangan, di lembar diary yang usang, menunjukkan bagaimana sesuatu yang berharga bisa terkubur di bawah beban waktu dan perubahan. Ada sentuhan realitas modern dalam referensi tentang media sosial yang dipenuhi iklan, dan kehidupan sehari-hari yang mungkin menghalangi ruang untuk puisi dan ide. Pada akhirnya, penyair berdiri di ambang perenungan, berusaha memahami di mana puisi kini berada dalam kehidupan mereka.
BalasHapusApakah ada bagian yang ingin diperluas atau disesuaikan?