Minggu, 21 Agustus 2022

PELURU

Ketika peluru mengoyak kulit daging
Darah pun semburat merah
Kerna mata dan hati diletakkan di telunjuk
Maka pelatuk memalu

Telah hilang satu nyawa
Sebab peluru dibidik nasib
Mengeksekusi pesan langit
Dan maut tak dapat di maju mundurkan

Dari memasukkan peluru
Mengokang pemantik
Memejamkan sebelah mata dan menarik trigger
Adalah orkestra kematian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...