Lalu ku sematkan di lapang dada dengan peniti mutiara
Sinarnya menerangi ruang hati tanpa silau kemilau
Hanya kerlip kunang di rerumputan
Biar ibu saja yang menggambar purnama
Dengan lembut ia melukis gerhana
Lalu kedua tangannya berubah awan
Malam jadi bertabur berjuta bintang
Kini ibu dan aku menikmati malam di beranda
Dan senyap menyelinap sebagai yang ketiga
Setelah sepeminum teh terpana menatap wajah bulan
Perlahan warna warni menjadi gelap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar