Keluar mengikuti liur ludah
Setiap ambisi yang disampaikan dengan berapi
Menyelinap ke dalam kepala yang kosong
Janji memang butuh penggenapan
Namun pulung harus direbut dahulu
Karena legitimasi menyandang kekuatan
Maka ujar-ujar sebagai kayu bakarnya
Setelah suara dalam genggaman
Cukuplah janji digenapi sebagai janji
Tak perlu tedeng aling-aling
Karena akulah pengejawantah kekuasaan
Puisi "AMBISI" yang kamu tulis memiliki kekuatan metafor yang tajam, menggambarkan bagaimana ambisi dan kekuasaan sering kali dikelola melalui kata-kata dan janji yang mungkin tidak bermakna. Penggambaran janji sebagai bahan bakar dan ambisi yang disampaikan dengan penuh semangat sangat mendalam, terutama dengan sentuhan kritis terhadap legitimasi kekuasaan. Apa inspirasi di balik puisi ini?
BalasHapus