Dinginnya menusuk tulang
Tak suara hanya rintik jatuh
Menampik sepi oleh datangmu
Sambil berhadapan kita bertukar
Menghirup bau tubuh serta pandang
Sisa kopi tetaplah noktah
Mengering hingga semut berebut
Tunggu, kata masih tumpah ruah
Disusun sebagaimana puzzle
Tambahkan angin di dalam pembicaraan
Agar kata tak rapuh terkena liur
Nah, waktu telah melewati malam
Dengan bibir bergetar ku ucap perpisahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar