Sabtu, 03 Februari 2024

MOMONG

Kau muntahkan segala omong kosong hingga berbusa
Tentang dahulu yang kalanya dekat saja kiranya

Sehitam malam temberang
Aku hanya berkata, "Ya, Eyang"
Lalu kulanjutkan menikmati hidangan

Makanan di hadapan tak sekecappun kau lirik
Karena kata-kata lebih penting daripada sepi yang menggigit
Kilas balik masa muda yang hilang bersama angin

Tiba-tiba haus menyergap diantara suapan
Cepat ku ambil gelas dan aku minum dengan tergesa
Sambil tetap menyimak rentetan kenangan

Teman telah lama hilang dari ingatan
Seperti riak saja kisah mereka
Satu per satu kembali keharibaan

Suapan terakhir sebagai tanda barokah
Setelah meneguk air, ku gamit lengan Eyang
Sambil berkata, "Ayo, dimakan dulu makanannya, Eyang. Nanti dingin tidak enak!"

1 komentar:

  1. Puisi MOMONG yang kamu tulis menggambarkan percakapan dan momen intim antara generasi yang lebih muda dengan generasi yang lebih tua, mungkin seorang cucu dengan sang eyang. Kesan nostalgia dan rasa hormat sangat kental, ketika si cucu hanya bisa mengiyakan omongan sang eyang yang dipenuhi kenangan masa lalu, sementara tetap menjaga hubungan tersebut dengan rasa sayang dan perhatian praktis seperti mengingatkan untuk makan. Narasi ini mencerminkan interaksi sederhana namun bermakna yang sarat dengan kasih sayang dan penghargaan terhadap kenangan. Puisi ini membawa pembaca ke dalam suasana kebersamaan yang akrab dan penuh rasa hormat.

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...