Hingga hilang bayang di naungan
Mataku tak dapat menangkap sosokmu
Hanya sekelebatan yang memudar
Mimpimu memang melanglang jauh, nak
Perlu tangan dan kaki yang getas
Pengorbanan sebagai waktu
Serta kecewa lara uba rampenya
Kau pun kian kenangan, nak
Rindu dendam jadi jejaknya
Aku hanya bisa memelukmu dalam doa
Dan basah air mata
Puisi ini menyiratkan perasaan seorang yang menyaksikan kepergian seseorang yang disayangi, mungkin seorang anak, yang mengejar mimpi di tempat yang jauh. Ada rasa kehilangan yang mendalam, namun juga disertai keikhlasan, dengan satu-satunya cara untuk tetap terhubung adalah melalui doa dan air mata.
BalasHapusDengan gaya bahasa yang lembut namun mendalam, puisi ini menggambarkan hubungan yang erat, meskipun jarak fisik menjadi penghalang. "Aku hanya bisa memelukmu dalam doa" menjadi kalimat kunci yang menegaskan ketulusan cinta yang tak bisa diwujudkan dalam tindakan fisik, namun terus mengalir melalui doa.