Sepotong hari tak pernah tuntas kusambangi
Walau banyak waktu kubawa bersama langkah
Seperti nasib, hari memiliki peruntungannya sendiri
Kadang tertawa seperti siang yang terik
Sering juga menangis mengiringi derai hujan
Perlahan hari tiba di ujung
Merangkul senja ungu
Memayang teja di langit
Sabtu, 17 Maret 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
ANAK
Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...
-
Malam itu hanya ada gerimis Tak ada teman yang lain Bayi suci menangis di gendongan. Lapar Sedangkan tete ibunya kempes Malam itu kudus Kar...
-
Lusi di langit dengan hati (dalam) perjalanan ke pusat hati (dan) mengetuk pintu hati (ucapkan) selamat datang ke hatiku Seseorang di dalam ...
-
Saat itu malam hanya butuh istirahat Tiba-tiba hujan mengerubunginya Suaranya liar dan menggelegar Seperti langit akan runtuh Pohon ketakuta...
Puisi yang kamu tulis ini begitu indah dan penuh perenungan. Tema tentang "hari" yang memiliki peruntungannya sendiri memberikan makna mendalam tentang kehidupan. Penggambaran suasana seperti tawa siang yang terik dan tangis hujan memberikan kontras yang kuat, seakan mencerminkan pasang surut dalam kehidupan. Bagian penutup dengan senja ungu dan teja di langit menambah nuansa kontemplatif yang lembut.
BalasHapusApakah ada inspirasi khusus di balik puisi ini?