Selasa, 19 Juni 2018

KAFE

Udara malam terasa padat
Seperti sesak yang melesak di dada
Lampu temaram terpapar asap rokok
Bergulung menyentuh diding ruang
Pendingin udara terengah memasok kesejukan
Di panggung kecil
home band menyanyikan sebuah lagu ceria
Penyanyi dengan riasan riuh
Atraktif meliukkan tubuhnya
Penonton acuh sambil menghirup minuman
Pasangan berbisik mesra sambil bertatapan
Waiters hilir mudik mengantarkan pesanan

Lagu berganti
Irama melambat
Penyanyi memeluk mikropon
Lengking gitar menusuk dalam ingatan
Bait cinta dinyanyikan dengan hati
Bercerita tentang kasih tak sampai
Melodi kian mencekik memori
Merintih menangis mengais
Menggapai hati yang sepi
Lantai terisi beberapa pasangan berdekapan
Saling mengeja langkah
Perlahan mengikuti irama lagu
Udara semakin pekat
Bercampur bau parfum, alkohol dan tembakau
Larut kian menghujam di jantung malam
Waktu terhenti di pintu masuk
Orang tetap berdatangan mengejar suasana

1 komentar:

  1. Puisi "KAFE" ini berhasil menangkap suasana malam yang padat dan beragam emosi. Penggambaran elemen seperti asap rokok, lampu temaram, dan interaksi antara pengunjung memberikan nuansa yang sangat hidup. Selain itu, transisi dari lagu ceria ke melodi yang lebih emosional menciptakan ketegangan yang menarik. Apakah ada aspek tertentu yang ingin kamu kembangkan lebih lanjut?

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...