Selasa, 19 Juni 2018

WARUNGKU

Warungku warung penantian
Menanti malam mengantar rejeki
Rejeki yang terbawa asap motor
Motor yang memapaki lembaran rupiah

Warungku warung kopi
Kopi pekat dan gorengan dingin
Sedingin malam ketika wajah lelah menghampir
Tiba dengan recehan kumal penukar dahaga mata

Warungku warung kecil
Sekecil dunia tersapu angin malam
Angin malam pengantar pelanggan
Pelanggan yang mencari kehangatan obrolan ringan

Warungku warung menghadang malam
Malam yang dihangatkan harum kopi dan asap tembakau
Tembakau pencuci mulut bagi mie rebus bertabur cabai
Cabai yang meremas perut karena pedas

Warungku warung penjala siang
Siang yang disesaki debu dan polusi
Debu dan polusi yang merangsang lapar dan dahaga
Lapar dan dahaga yang mengantar langkah dinaungan warungku

Warungku warung pinggiran
Di pinggir keramaian kota besar
Kota besar yang menelan semua nafsu manusia
Manusia yang mengejar remah-remah pencari hajat

Warungku warung dahaga
Dahaga yang terlarut dengan kopi dan teh
Kopi dan teh sachet murahan
Murahan karena malam semakin pelit membagi rejeki

Warungku warung hidupku
Hidupku yang kujalani dan kusinggahi
Kusinggahi hingga dagangan ludas
Ludas karena janji telah digenapi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...