Warungku warung penantian
Menanti malam mengantar rejeki
Rejeki yang terbawa asap motor
Motor yang memapaki lembaran rupiah
Warungku warung kopi
Kopi pekat dan gorengan dingin
Sedingin malam ketika wajah lelah menghampir
Tiba dengan recehan kumal penukar dahaga mata
Warungku warung kecil
Sekecil dunia tersapu angin malam
Angin malam pengantar pelanggan
Pelanggan yang mencari kehangatan obrolan ringan
Warungku warung menghadang malam
Malam yang dihangatkan harum kopi dan asap tembakau
Tembakau pencuci mulut bagi mie rebus bertabur cabai
Cabai yang meremas perut karena pedas
Warungku warung penjala siang
Siang yang disesaki debu dan polusi
Debu dan polusi yang merangsang lapar dan dahaga
Lapar dan dahaga yang mengantar langkah dinaungan warungku
Warungku warung pinggiran
Di pinggir keramaian kota besar
Kota besar yang menelan semua nafsu manusia
Manusia yang mengejar remah-remah pencari hajat
Warungku warung dahaga
Dahaga yang terlarut dengan kopi dan teh
Kopi dan teh sachet murahan
Murahan karena malam semakin pelit membagi rejeki
Warungku warung hidupku
Hidupku yang kujalani dan kusinggahi
Kusinggahi hingga dagangan ludas
Ludas karena janji telah digenapi
Selasa, 19 Juni 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EMBUN
Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau Burung masih memamerka...
-
Malam itu hanya ada gerimis Tak ada teman yang lain Bayi suci menangis di gendongan. Lapar Sedangkan tete ibunya kempes Malam itu kudus Kar...
-
Lusi di langit dengan hati (dalam) perjalanan ke pusat hati (dan) mengetuk pintu hati (ucapkan) selamat datang ke hatiku Seseorang di dalam ...
-
Keriput bukanlah usia Hanya lelah keringat Dan mata yang kelabu abu Tiada pinta hanya nanar Sebenarnya wajah masih diselubungi mimpi L...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar