Aku kerap mengintip sibukmu dari pojok jengahku
Seperti biasa aku hanya diam terpana rindu
Helai rambutmu bersinggungan dengan jemari serta peluh
Di meja terletak semua kesibukan yang kau hadapi ditemani waktu
Tanganmu lincah menggapai dan matamu cantik menatap
Sesekali wajahmu tengadah menebar takjub ke dalam diamku
Siang telah merayap tinggi tinggalkan semangat hari
Kau letakkan sibukmu di meja kayu dengan hiasan bunga plastik
Dan berjalan perlahan menjauhi pandangku berdegup
Harum parfummu masih tersisa di sudut harapku
Ruang telah sepi melepas lelah di siang terik
Aku melangkah meninggalkan janji yang tertunda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EMBUN
Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau Burung masih memamerka...
-
Malam itu hanya ada gerimis Tak ada teman yang lain Bayi suci menangis di gendongan. Lapar Sedangkan tete ibunya kempes Malam itu kudus Kar...
-
Lusi di langit dengan hati (dalam) perjalanan ke pusat hati (dan) mengetuk pintu hati (ucapkan) selamat datang ke hatiku Seseorang di dalam ...
-
Keriput bukanlah usia Hanya lelah keringat Dan mata yang kelabu abu Tiada pinta hanya nanar Sebenarnya wajah masih diselubungi mimpi L...
Puisi ini menangkap momen harapan yang tertahan dan perasaan yang bersemayam di antara kesibukan, terutama ketika menunggu seseorang yang diharapkan. Melalui deskripsi yang penuh detail, suasana mengantri di kantor berubah menjadi ruang refleksi perasaan dan keinginan yang tidak terucap. Setiap gerakan dari sosok yang diidamkan digambarkan dengan lembut, mulai dari jemari yang bergerak hingga aroma parfum yang tertinggal. Akhir puisi menutup dengan nada melankolis, ketika janji yang tertunda harus dilepaskan sementara, membawa suasana lirih yang menyentuh.
BalasHapus