Musuhku adalah kikirnya Droogstoppel
Rinduku bersama kematian Saidjah dan Adinda
Nuraniku tanah Bantam beribu nestapa
Benciku tanam paksa yang menghisap Lebak
Tugasku menjarah kopi dari Insulinde yang cantik
Nadiku mengalir wajah Eropa kolonial
Sikapku Residen putih wajah pribumi
Bawahanku darah bangsawan kulit kawula
Perangku pada korupsi yang berwajah dua
Beraniku mengecam baginda putra langit
Sedihku terasing dari tanah leluhur
Beradaku disebut Aku yang menderita
Penaku mengeja Max Havelaar
Karyaku meninggalkan waris dunia
Tenarku melintasi abad menjamah intelektualitas
Matiku sepi kembang makam musim dingin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EMBUN
Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau Burung masih memamerka...
-
Malam itu hanya ada gerimis Tak ada teman yang lain Bayi suci menangis di gendongan. Lapar Sedangkan tete ibunya kempes Malam itu kudus Kar...
-
Lusi di langit dengan hati (dalam) perjalanan ke pusat hati (dan) mengetuk pintu hati (ucapkan) selamat datang ke hatiku Seseorang di dalam ...
-
Keriput bukanlah usia Hanya lelah keringat Dan mata yang kelabu abu Tiada pinta hanya nanar Sebenarnya wajah masih diselubungi mimpi L...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar