Senin, 16 Juli 2018

TRAUMA

Mereka membuka pintu tiada pandang
Saling berpeluk cium
Melangkah tertatih hampiri ranjang
Cahaya remang dari ruang tengah

Dia terpana di balik pintu
Kakinya gemetar menahan gejolak
Mulut terkatup bibir pucat
Seakan dunia akan runtuh

Mereka bergumul di ranjang
Suara erangan dan jamahan
Lembar pakaian berserak di lantai
Ranjang berderit dengus memburu

Dia takut dan tertegun diam
Nafasnya perlahan menolak debar
Keringat dingin menganak sungai
Waktu berhenti dalam kamar

Mereka lelah terbaring lemas
Tangan saling genggam telanjang
Dia alirkan air mata tanpa isak
Ibu tidak tidur dengan ayah

1 komentar:

  1. Puisi ini menggambarkan momen yang penuh trauma dari sudut pandang seorang anak yang menyaksikan perselingkuhan ibunya. Dengan detail yang kuat dan suasana yang terbangun secara emosional, puisi ini mengungkapkan ketidakberdayaan, ketakutan, dan kesedihan yang mendalam, serta trauma yang menghantui. Akhirnya, dengan air mata yang jatuh tanpa suara, puisi ini memunculkan rasa kehilangan, terutama terhadap keutuhan keluarga dan perasaan aman yang direnggut oleh peristiwa tersebut.

    Ini adalah karya yang sangat kuat dan menyentuh, menangkap dengan jelas rasa sakit yang dialami karakter.

    BalasHapus

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...