Lonceng besi telah usai berdentang
Tanah lapang sendiri dan sepi
Matahari belum lagi sepenggalah
Kita selalu bersanding di halte yang sama
Dengan topeng tergores sedikit cemas
Menanti teriak serak kondektur
Mataku selalu menghampiri diammu
Berupaya ramah lewat sinar mata yang menyelinap di kerumunan
Dan hatiku menyapa mesra dengan tersipu malu
Kerumunan wajah menyesaki tangga
Kau melangkah perlahan jauhi senyumku
Sebagian debarku hilang terbawa angin
Aku nanar mengawasi segenap bayangmu
Sesaat menghilang di balik kaca retak
Aku termangu dan cemas melepas wajahmu
Lonceng besi telah usai berdentang
Tanah lapang sendiri dan sepi
Matahari melewati sepenggalah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
ANAK
Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...
-
Malam itu hanya ada gerimis Tak ada teman yang lain Bayi suci menangis di gendongan. Lapar Sedangkan tete ibunya kempes Malam itu kudus Kar...
-
Lusi di langit dengan hati (dalam) perjalanan ke pusat hati (dan) mengetuk pintu hati (ucapkan) selamat datang ke hatiku Seseorang di dalam ...
-
Saat itu malam hanya butuh istirahat Tiba-tiba hujan mengerubunginya Suaranya liar dan menggelegar Seperti langit akan runtuh Pohon ketakuta...
Puisi TIDAK BERUBAH ini terasa penuh dengan suasana harapan dan ketidakpastian, yang tertuang dalam pertemuan singkat di sebuah halte. Suasana kerinduan yang terbungkus cemas, dengan kesunyian yang terus membayangi, mencerminkan perasaan yang tak kunjung berubah meski waktu berlalu. Penggambaran detil seperti "topeng tergores sedikit cemas" dan "kaca retak" memperkuat kesan rapuh dan perasaan yang tak tersampaikan sepenuhnya.
BalasHapusKeseluruhan puisi ini menangkap momen-momen kecil yang menyimpan harapan, namun berakhir dengan rasa cemas yang sama, menciptakan suasana melankolis yang mendalam. Apakah puisi ini terinspirasi dari pengalaman pribadi atau khayalan?