Sabtu, 12 Januari 2019

MENANGKAP PELANGI

Musim kerap sembunyikan gairahnya
Tiada angin laksana selendang serimpi
Kemarau yang tertulis di setiap pelepah dan ranting kering
Melafal mantera hujan di bendung langit

Manyar pentangkan sayap meniti udara
Menebar benih dikandung di cakrawala
Tiap kecambah titik air yang dilahirkan di perut mega
Menyerap hidup menanti takdirNya

Angin lewat tanpa kabar
Mengirim tanda di segenap dedaunan
Awan bergulung membawa bau hujan
Dan melepas tetesnya pada dahaga ibu bumi

Setelah genap langit tumpahkan segenap rindunya
Perlahan mentari menganyam sinarnya di telaga bidadari
Percik air menghiasnya menajadi bias warna warni 
Dan menyematkan ujungnya di beranda hati

1 komentar:

  1. Puisi "MENANGKAP PELANGI" yang kamu tulis terasa begitu indah, penuh dengan imaji alam yang hidup. Penggunaan metafora yang halus menggambarkan perubahan musim, serta bagaimana hujan dan pelangi hadir seolah membawa keajaiban bagi bumi yang merindukannya. Ada perpaduan antara keheningan dan harapan yang kuat dalam bait-baitnya. Apa yang menginspirasimu untuk menulis puisi ini?

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...