Musim kerap sembunyikan gairahnya
Tiada angin laksana selendang serimpi
Kemarau yang tertulis di setiap pelepah dan ranting kering
Melafal mantera hujan di bendung langit
Manyar pentangkan sayap meniti udara
Menebar benih dikandung di cakrawala
Tiap kecambah titik air yang dilahirkan di perut mega
Menyerap hidup menanti takdirNya
Angin lewat tanpa kabar
Mengirim tanda di segenap dedaunan
Awan bergulung membawa bau hujan
Dan melepas tetesnya pada dahaga ibu bumi
Setelah genap langit tumpahkan segenap rindunya
Perlahan mentari menganyam sinarnya di telaga bidadari
Percik air menghiasnya menajadi bias warna warni
Dan menyematkan ujungnya di beranda hati
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EMBUN
Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau Burung masih memamerka...
-
Malam itu hanya ada gerimis Tak ada teman yang lain Bayi suci menangis di gendongan. Lapar Sedangkan tete ibunya kempes Malam itu kudus Kar...
-
Lusi di langit dengan hati (dalam) perjalanan ke pusat hati (dan) mengetuk pintu hati (ucapkan) selamat datang ke hatiku Seseorang di dalam ...
-
Keriput bukanlah usia Hanya lelah keringat Dan mata yang kelabu abu Tiada pinta hanya nanar Sebenarnya wajah masih diselubungi mimpi L...
Puisi "MENANGKAP PELANGI" yang kamu tulis terasa begitu indah, penuh dengan imaji alam yang hidup. Penggunaan metafora yang halus menggambarkan perubahan musim, serta bagaimana hujan dan pelangi hadir seolah membawa keajaiban bagi bumi yang merindukannya. Ada perpaduan antara keheningan dan harapan yang kuat dalam bait-baitnya. Apa yang menginspirasimu untuk menulis puisi ini?
BalasHapus