Tegang meregang
Secangkir kopi
Tuntaskan lelah
----------------------------------
Pada mulanya bumi satu
Tanpa sekat mengikat
Tiada kasta melekat
Lalu waktu mendatangi
Katapun diaspora
Menjadi aku dan mereka
------------------------------------
Kala menganga
Dewi ternganga
Cahaya padam
Hamparan hitam
-------------------------------------
Kabar burung tiada fakta
Saling tunggang saling khianat
Politik mengeras
Jelata komoditas
--------------------------------------
Sekian purnama tumbuh gagah
Sekian purnama tumbuh gagah
Kluruk sombong kejantanan
Mata tajam taji merobek
Bulu gilap paruh mengoyak
Mata tajam taji merobek
Bulu gilap paruh mengoyak
---------------------------------------------
Sejarah ditulis ulang oleh pemenang
Alat legitimasi superioritas
Pecundang adalah aib nasib
Tonggak nestapa waris leluhur
---------------------------------------------
----------------------------------------------
Dan daun luruh
Gugur dipeluk ibu
Menanti tangis
Di dahan ranting
Dibawanya segenap warna
Jauhi bayang
------------------------------------------------
Bunda,
dipelukmu ku tersungkur
Mengecil kerdil
Merengek,
merajuk terpuruk
Mengeja surgamu
--------------------------------------------------
Ibu bumi terjaga
Retak tanah menganga
Langit melepas tirai
Angin menebar awan hitam
Menuntun pada dahaga
---------------------------------------------------
Luapan amarah
Tutupi kesadaran
Mengguncang emosi
Tenggelam di lautan kata
Menelan santun
Mengendap benci
Mengalir air mata
-----------------------------------------------------
Bahagia menjalar
Lingkupi kesadaran
Diamnya purnama
Sebagai mata air
Mengalir di sela cinta
--------------------------------------------------------
Melamar mimpi
Di gemerisik daun
Dengan mahar mawar
Tanda setia
Janji sejuta nestapa
----------------------------------------------------------
Pagar lintasi semak
Panjang terjang terang
Senja luruh bagai tirai
Dihias daun kering
----------------------------------------------------------
Sejarah ditulis ulang oleh pemenang
Alat legitimasi superioritas
Pecundang adalah aib nasib
Tonggak nestapa waris leluhur
---------------------------------------------
Kau datang Dia menghampiri
Kau jalan Dia berlari
Kau bentangkan tangan Dia memeluk
Kau bersimpuh Dia meraih
Kau mohon Dia memberi
Kau menangis Dia terharu
Kau mengeluh Dia menghibur
Kau mencari Dia menemukan
Kau berharap Dia memastikan
Kau lemah Dia Menguatkan
Kau lelah Dia Memberi semangat
Dan daun luruh
Gugur dipeluk ibu
Menanti tangis
Di dahan ranting
Dibawanya segenap warna
Jauhi bayang
------------------------------------------------
Bunda,
dipelukmu ku tersungkur
Mengecil kerdil
Merengek,
merajuk terpuruk
Mengeja surgamu
--------------------------------------------------
Ibu bumi terjaga
Retak tanah menganga
Langit melepas tirai
Angin menebar awan hitam
Menuntun pada dahaga
---------------------------------------------------
Luapan amarah
Tutupi kesadaran
Mengguncang emosi
Tenggelam di lautan kata
Menelan santun
Mengendap benci
Mengalir air mata
-----------------------------------------------------
Bahagia menjalar
Lingkupi kesadaran
Diamnya purnama
Sebagai mata air
Mengalir di sela cinta
--------------------------------------------------------
Melamar mimpi
Di gemerisik daun
Dengan mahar mawar
Tanda setia
Janji sejuta nestapa
----------------------------------------------------------
Pagar lintasi semak
Panjang terjang terang
Senja luruh bagai tirai
Dihias daun kering
----------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar