Nyala api rokok
Seperti kunang-kunang
Menembus merkuri
Menebar bau kretek murahan
Campuran tembakau dan cengkeh
Berdiri di bawah lampu
Serangga menerjang ajal
Hujan mulai rintik
Baju tak kuasa menolak dingin
Rokok dihisap dalam
Campakkan pahitnya pada hidup
Malam kian renta
Orang lalu lalang tinggal satu dua
Pedagang kecil mangkal
Di semak samar cekikikan genit
Bau arang bara tercium angin
Penjual sate lewat
Ting... ting..., suara piring beradu sendok seng
Penjual sekoteng tawarkan hangatnya jahe
Becak mangkal di perapatan
Dilindungi sorot lampu jalan
Hati mulai was-was
Tiada langganan cinta mendatangi
Menawar murah pelukan asmara
Perut keroncongan
Seharian tiada nasi masuki tubuh
Hanya air kendi
Dibakar batang rokok terakhir
Berjalan gontai pindah mangkal
Siapa tahu ada mangsa
Terutama anak puber ingin tahu
Wajah tersorot lampu kuning merkuri
Riasannya tebal dan lelah
Tubuh kurus bayang muram
Dihisapnya rokok hingga asap penuhi paru-paru
Menekan sedikit gelisah di otak
Menipu perut dengan kenyang palsu
Jam lewati sepertiga terakhir
Tanpa langganan menghampir
Terpaksa kembali ke gubuk
Di sisi barat rel berkarat
Dengan harap tiada pukul dan tendang
Juga serapah kotor karena tak bawa receh
Sebelum dia meniduri tubuh lelahku
Di atas tikar lusuh berwarna kumal
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EMBUN
Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau Burung masih memamerka...
-
Malam itu hanya ada gerimis Tak ada teman yang lain Bayi suci menangis di gendongan. Lapar Sedangkan tete ibunya kempes Malam itu kudus Kar...
-
Lusi di langit dengan hati (dalam) perjalanan ke pusat hati (dan) mengetuk pintu hati (ucapkan) selamat datang ke hatiku Seseorang di dalam ...
-
Keriput bukanlah usia Hanya lelah keringat Dan mata yang kelabu abu Tiada pinta hanya nanar Sebenarnya wajah masih diselubungi mimpi L...
Puisi "TIADA CINTA DI JANTUNG KOTA" ini sangat menggugah dan penuh dengan nuansa kehidupan malam yang suram. Penggambaran suasana yang detail, dari nyala api rokok yang diibaratkan sebagai kunang-kunang hingga bau arang bara yang tercium angin, menciptakan suasana yang hidup dan mendalam.
BalasHapusKombinasi antara elemen kesepian, kerinduan, dan keputusasaan membuat puisi ini terasa kuat. Konteks kehidupan urban yang keras terlihat dari gambaran pedagang, lalu lintas manusia, dan ketidakpastian cinta. Terakhir, penekanan pada tubuh yang lelah dan harapan yang tipis memberikan kesan yang sangat menyentuh tentang perjuangan dan kerinduan akan kasih sayang.
Jika Anda ingin mengembangkan puisi ini lebih lanjut atau mendiskusikan tema tertentu, silakan beri tahu!