Senin, 04 Maret 2019

UDARA YANG DIHIRUP

Setiap tarikan nafas adalah kematian
Paru terasa penuh terisi jelaga
Nasib terpangkas sembilu congkak
Usia tenggelam dalam ratap serapah

Pagi ketika udara mengirim bau
Lewat kayu bakar dan kotoran
Cerobong berlomba melukis hitam di langit
Anak mengulum upas memamah debu

Di jalan setiap roda adalah sang maut
Memanggul knalpot menyandera hidung
Wajah hanya bayang tak acuh
Tiada senyum kecuali derum gas menyalak

Matahari terik udara tipis
Tubuh tersandera di balik tembok
Menghirup udara sintetis
Berulang hingga mabuk

Jendela pun enggan mengembun
Pintu berderit sebab karat mengerat
Kita terpenjara dalam mesin inkubasi
Sehingga dingin mengering

Malam menurunkan tirai
Dikepungnya kamar oleh racun sebab iklan
Dibakar, disemprot, dioles bahkan diminum
Malaikat maut pun enggan menyambangi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...