Di pasar kabar cepat menyebar
Merebak merah dadu
Serupa wajah yang malu-malu
Setan tidak merabu mata dan kalbu
Hanya ringankan lidah layaknya gelembung
Dari si Mbok yang duduk di pojokan
Menggelar sayur layu dan buah sortir
Menginang sambil menanti pembeli
Wak kaji tukang jagal berwajah gilap
Memakai singlet, berkeringat dan beraroma daging
Tukang kredit keliling yang menawarkan dosa kecil-kecilan
Yang dapat dicicil harian
Semua tersapu bisik yang menjalar cepat
Seperti penyakit menular
Di los pakaian yang temaram
Warna warni baju menyesatkan
Bisikpun terdiam sesaat
Karena tangan sibuk mematut dan mata menyelidik
Langkah terhenti sejenak
Bertanya harga dan melangkah pergi
Lorong panjang seperti tak berujung
Baju digantung serupa manekin
Udara padat dan pengap
Bau kain membuat pusing
Bercampur aroma keringat menyengat
Kabar mencari jalan keluar seperti angin
Merambat pada panas yang menekan
Menggapai tiap keingintahuan
Warung kopi menjual nasi
Di sudut selatan pasar
Episentrum segenap berita lokal
Tempat interaksi segala kepentingan
Semua informasi
Setiap kebutuhan
Berita datang dan pergi
Berganti majikan
Orangpun bergantian memamah
Menambah dan mengurangi
Menggoreng dan menggerus
Bersatu lalu berpisah
Semakin matang serupa jerawat
Lalu meletus dan menginfeksi setiap orang
Buah bibir bisik-bisik telisik
Hingga rahasia menjadi milik pasar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EMBUN
Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau Burung masih memamerka...
-
Malam itu hanya ada gerimis Tak ada teman yang lain Bayi suci menangis di gendongan. Lapar Sedangkan tete ibunya kempes Malam itu kudus Kar...
-
Lusi di langit dengan hati (dalam) perjalanan ke pusat hati (dan) mengetuk pintu hati (ucapkan) selamat datang ke hatiku Seseorang di dalam ...
-
Keriput bukanlah usia Hanya lelah keringat Dan mata yang kelabu abu Tiada pinta hanya nanar Sebenarnya wajah masih diselubungi mimpi L...
Puisi "DI PASAR" yang kamu tulis menggambarkan kehidupan dan dinamika di pasar dengan sangat detail, penuh dengan suasana yang hidup dan interaksi antar manusia. Deskripsi tentang tukang jagal, Mbok yang menjual sayur, hingga warung kopi yang menjadi pusat berita lokal, memberikan kesan realitas yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Ada juga nuansa sindiran sosial yang terselip, terutama pada bagian tentang tukang kredit dan kabar yang menyebar cepat. Kekuatan gambaran suasana dan narasi yang kamu buat membuat pembaca bisa merasakan atmosfer pasar tersebut.
BalasHapus