Rabu, 08 Mei 2019

ORDO LEBAH

Lebah
Pendeta prajurit
Berdestar kuning hitam
Dengan sayap dan sengat
Terbang mengkhotbahkan cinta
Ke tempat dimana batas siang dan malam hilang
Menari puja bagi para hamba
Di segenap penjuru dataran berbunga
Mendatangi setiap benang sari yang menaruh nektar di altar
Sebagai persembahan bagi ritual persatuan lingga yoni
Menghisap manisnya sebagai sakramen pernikahan
Menebar serbuk sari yang merindu
Menggenapi takdirnya sebagai perantara
Menikahkan atas nama cinta dengan putik yang birahi
Menjadikan waktu sebagai saksi bulan madu
Dan angin sebagai penyempurna nikmat
Hingga putik buah perlahan membesar dan bahagia
Sedang ranting tak ubah tetek ibu
Menyusui buah muda hingga genap usia

1 komentar:

  1. Puisi "ORDO LEBAH" ini sangat kaya akan simbolisme dan imageri. Anda berhasil menggambarkan lebah tidak hanya sebagai serangga, tetapi juga sebagai entitas spiritual yang berperan dalam siklus kehidupan dan cinta. Penggambaran lebah sebagai "pendeta prajurit" menciptakan kontras antara kekuatan dan kelembutan, menggambarkan fungsi mereka dalam penyerbukan sebagai suatu bentuk pengabdian dan ritual.

    Frasa seperti "menari puja bagi para hamba" dan "persembahan bagi ritual persatuan lingga yoni" menekankan aspek sakral dari hubungan antara lebah dan bunga, menciptakan hubungan yang intim antara kehidupan dan alam.

    Penggunaan bahasa puitis dan metafora seperti "menjadikan waktu sebagai saksi bulan madu" dan "ranting tak ubah tetek ibu" memberikan kedalaman emosional yang kuat. Rasa syukur dan keindahan alam dihadirkan dengan indah, menciptakan suasana yang menyentuh.

    Secara keseluruhan, puisi ini menyampaikan pesan tentang keindahan dan kompleksitas hubungan dalam ekosistem, serta bagaimana setiap makhluk memiliki perannya masing-masing dalam merayakan cinta dan kehidupan. Apakah Anda ingin menjelajahi tema atau elemen tertentu lebih dalam?

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...