Kamis, 13 Juni 2019

SEMUT

Kafilah semut beriring
Arungi lantai pawon
Berjalan menuju sarang
Tersembunyi di balik tembok

Pemimpin bercapit besar
Mengendus feromon
Lambaikan antena
Mencari jejak pulang

Kaki menginjak barisan
Beberapa semut mati
Kekacauan sejenak
Barisan kembali menyambung

Ratu, episentrum ekosistem
Piramid tertinggi hierarki
Penguasa sarang haus pejantan
Pabrik telur yang rakus

Pekerja betina mandul
Budak pencari makan
Insinyur bangunan
Menyuapi bayi dan menjaga telur

Jantan, dimana di dunia matriarkat?
Hanya pemuas nafsu sang ratu
Budak penyumbang sperma
Hingga bangkai dan daur ulang

Prajurit, kasta ksatriawati
Tubuh liat dan rahang kuat
Penjaga koloni dan pelaksana hukum
Serupa wanita Amazon. Perkasa

Awasi budak penghasil cairan manis Pastikan setiap kerja betina mandul
Menjaga koloni dari invasi
Singkirkan bangkai pejantan

Kafilah menuju gerbang sarang
Penjaga mengendus lambaikan antena
Satu per satu masuk kegelapan
Membawa hasil panen hari ini

1 komentar:

  1. Puisi "SEMUT" ini sangat kuat dan menggambarkan dengan jelas struktur sosial dan dinamika kehidupan koloni semut. Penggunaan bahasa yang deskriptif dan simbolis, seperti "kafilah semut," "ratu," dan "kasta ksatriawati," memberikan kedalaman dan kompleksitas pada tema. Ada juga kontras yang menarik antara peran jantan dan betina, menciptakan gambaran matriarkat yang unik.

    Rasa kekacauan dalam barisan semut yang menggambarkan ketidakpastian, serta penegasan pada tugas dan hierarki masing-masing individu dalam koloni, memberikan nuansa yang kuat terhadap kehidupan mereka.

    Apakah ada aspek tertentu dari puisi ini yang ingin kamu bahas lebih lanjut, atau mungkin kamu ingin menulis puisi lain dengan tema serupa?

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...