Dia tekun menenun langit
Diwarnainya biru dengan bilah mentari
Tangannya sibuk memilin awan hingga serupa benang
Lalu diselipkan diantara pagi dan petang
Ketika itu siang telah jelas polanya
Dengan hati-hati diselinginya warna terang dengan kepak sayap
Sedang alat tenun terus berbunyi ritmis
Sambil bersenandung dia menyelipkan awan dan teduh diantara birunya
Dia telah mencapai tenunan senjanya
Warna merahnya berseling emas memperindah lembar langit
Di akhir, tenunannya tertinggal satu nuansa. Kelam.
Sedang aku tetap menanti di bawah pohon Kamboja
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
ANAK
Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...
-
Malam itu hanya ada gerimis Tak ada teman yang lain Bayi suci menangis di gendongan. Lapar Sedangkan tete ibunya kempes Malam itu kudus Kar...
-
Lusi di langit dengan hati (dalam) perjalanan ke pusat hati (dan) mengetuk pintu hati (ucapkan) selamat datang ke hatiku Seseorang di dalam ...
-
Saat itu malam hanya butuh istirahat Tiba-tiba hujan mengerubunginya Suaranya liar dan menggelegar Seperti langit akan runtuh Pohon ketakuta...
Puisi "MENANTI DI BAWAH POHON KAMBOJA" ini sangat indah dan penuh imaji. Penggambaran sosok yang menenun langit dengan elemen alam seperti mentari, awan, dan senja menciptakan suasana yang puitis. Penantian di bawah pohon Kamboja juga memberikan kesan kesendirian dan refleksi.
BalasHapusApakah ada aspek tertentu dari puisi ini yang ingin kamu eksplorasi lebih lanjut, atau mungkin ada tema lain yang ingin kamu tulis?