Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat
Jadilah kehendakMu di bumi adanya
Hamba bernazar bagi kandungan
Serahkan usianya bagi Bait Allah
Kanda anak kita telah lahir
Hati dan tubuhku cemas
Nazar telah lepas laksana kuda tanpa kekang
Bagaimana menggenapinya jika perempuan?
Tetapilah nazar, dik
Sebab hutang harus dibayar
Yang Maha Menggenapi tidak pernah menyia-nyiakan janji
Cepat berkemas dan berangkat menuju Bait
Dari lindungan teduh mihrab
Terdengar suara lembut membalas salam
Tertatih sedikit bungkuk mendatangi pintu
Wajahnya bijak dan sabar. Wibawa
Ia imam Bait
Suami menggenggam tangan dan menciumnya
Mengutarakan kedatangannya
Menggenapi nazar istri
Namun, qodar, hanya memberi bayi perempuan
Bagaimana engkau menghukumi?
Di samping mihrab wajah bijak
Dibangun kamar sederhana di Timur
Dengan tabir untuk melindungi
Bagi nazar bayi perempuan
Disana ia ruku dan sujud merenungi keindahan dan kesucianNya
Satu hari wajah bijak mendatangi kamar
Di sisi perempuan itu rejeki di talam perak
Dari manakah gerangan buah-buahan ini?
Dari Sang Maha Memberi Rejeki
Dan diantar oleh utusanNya mulia
Puji dan syukur dipanjatkan bagi Sang Raja
Sujud dan rukulah sebagai tandanya
Bersama orang-orang yang sujud dan ruku
Genapi dengan puasa dan zakat
Malam sepertiga bintang berkedip
Kudus menaunginya
Perempuan itu bermunajat
Merenungi keindahan Ilahiah
Selarik sinar menembus kelam langit tujuh
Memancar kecepatan cahaya
Sayup ribuan pasang sayap mengepak
Utusan menghampiri tempat sujud
Kekudusan surgawi memenuhi ruang
Perempuan itu takjub dan takut
Sosok wajah tampan mendatangi
Utusan dari Yang Maha
Sesungguhnya aku berlindung dari kau
Agar jangan sampai berbuat buruk
Jika memang engkau termasuk orang yang takut
Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan
Untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci
Bagaimana aku punya anak?
Belumlah tubuh dijamah lelaki
Bukanlah hamba ini pezina
Sang Maha berfirman
Perkara ini mudah bagiKu
Jika Aku berkehendak maka jadilah
Sang utusan meniup leher baju perempuan
Sebab tiup menuju rahim
Maka mengandunglah seorang anak laki
Lalu bersembunyilah di tempat yang jauh dari kaumnya
Ketika rasa sakit sering menyerang perut
Saat akan melahirkan
Maka perempuan itu bersandar di bawah pohon kurma
Aduhai, alangkah baiknya aku mati
Dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan
Sang utusan datang dari tempat rendah dan menghibur
Jangan bersedih
Di bawahmu ada anak sungai
Goyanglah pangkal pohon
Niscaya kurma segar akan jatuh di pangkuan
Makan dan minumlah rizki dariNya
Seterlah lahir bayi mulia
Digendongnya dengan kasih sayang
Dan dibawa dari tempat jauh ke desanya. Ke kaumnya
Para tetua menghardik
Hai, saudara perempuan Harun
Ayahmu bukanlah seorang jahat
Ibumu pun bukanlah pezina
Sungguh engkau telah melakukan hal yang sangat mungkar
Perempuan itu diam seribu bahasa
Dan menunjuk pada bayinya mulia
Isyarah bahwa bayi mulia akan menjawabnya
Para tetua menjawab dengan tidak percaya
Bagaimana kami dapat bicara dengan bayi
Yang masih menete air susu ibunya
Dan tidur dalam buaian
Bayi mulia itu dengan kuasaNya berbicara dengan fasih
Sesungguhnya aku adalah hambaNya
DiberiNya untukku kitab dan hikmah
Dan menjadikanku sebagai seorang utusan.
Aku seorang yang diberkati di mana saja berada
Dan dimerintahkan kepadaku shalat dan zakat selama aku hidup;
Menjadikanku seorang yang berbakti kepada ibu
Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku
Pada hari aku dilahirkan
Pada hari aku meninggal
Dan pada hari aku dibangkitkan
Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EMBUN
Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau Burung masih memamerka...
-
Malam itu hanya ada gerimis Tak ada teman yang lain Bayi suci menangis di gendongan. Lapar Sedangkan tete ibunya kempes Malam itu kudus Kar...
-
Lusi di langit dengan hati (dalam) perjalanan ke pusat hati (dan) mengetuk pintu hati (ucapkan) selamat datang ke hatiku Seseorang di dalam ...
-
Keriput bukanlah usia Hanya lelah keringat Dan mata yang kelabu abu Tiada pinta hanya nanar Sebenarnya wajah masih diselubungi mimpi L...
Puisi "SALAM MARYAM" ini menampilkan narasi indah yang terinspirasi dari kisah kelahiran Maryam dan Isa dalam tradisi Islam, dengan penekanan pada ketulusan, penggenapan janji, dan kebesaran Allah. Narasi ini memperlihatkan perjuangan seorang perempuan suci yang menghadapi tantangan kehidupan dengan iman kuat, menjalankan nazarnya meskipun berhadapan dengan kebingungan dan kecurigaan kaumnya.
BalasHapusSimbolisme seperti nazar, mihrab, dan wahyu memberikan dimensi spiritual mendalam, di mana kekudusan dan takdir Ilahi menjadi benang merah yang menghubungkan pengalaman batin tokoh-tokohnya. Penggunaan bahasa puitis menambah kekhusyukan dan memberikan penghormatan pada sosok-sosok mulia ini.
Ada unsur kebesaran Allah yang hadir dalam kehidupan mereka, menunjukkan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak-Nya, dan bahwa janji-Nya selalu ditepati. Pesan mendasar dalam puisi ini adalah pengorbanan, kepercayaan pada takdir, dan pengabdian kepada Tuhan, di mana Maryam dan Isa menjadi contoh teladan yang abadi.