Musim berdagang telah tiba
Modal yang kutanam berserakan
Di ruas bambu betung
Di bawah bantal kumal
Bahkan di lipatan kerut mata lelah
Sebagian kujajakan ditemani dingin malam sepertiga
Dentang piring dan sendok
Hirupan kopi tubruk
Menanti subuh dengan kantuk
Dan berkumpul di ruang tengah bersama kehangatan keluarga
Siang, ketika matahari ikut berdagang
Kita berbagi lapak untuk dipamerkan
Tidak perlu kantuk untuk menawar
Sebab lapar dan haus diobral murah
Agar cepat laku disaut burung kepodang
Dagangan hampir habis ketika sore meradang
Tersisa sedikit lemas untuk dijual
Ada bau mulut sebagai bonus
Lantunan kitab suci adalah kumur terwangi
Dan lapak mulai dikemas senja
Dug.... dug.... dug, bedug maghrib terasa manis
Bertalu di perut membasahi kerongkongan
Di luar teja bertasbih khusyu
Bersujud bersama matahari
Mengantar bayaran semua dagangan siang
Dagangan untuk esok dikemas malam
Bersama maupun sendiri menghiasnya agar cantik
Sebelum naik ke peraduan
Semua disimpan rapi dan teliti
Agar tiada yang rusak hingga mengurangi nilainya
Rabu, 22 April 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EMBUN
Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau Burung masih memamerka...
-
Malam itu hanya ada gerimis Tak ada teman yang lain Bayi suci menangis di gendongan. Lapar Sedangkan tete ibunya kempes Malam itu kudus Kar...
-
Lusi di langit dengan hati (dalam) perjalanan ke pusat hati (dan) mengetuk pintu hati (ucapkan) selamat datang ke hatiku Seseorang di dalam ...
-
Keriput bukanlah usia Hanya lelah keringat Dan mata yang kelabu abu Tiada pinta hanya nanar Sebenarnya wajah masih diselubungi mimpi L...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar