Dari sakit penyakit dan waktu yang hilang
Setelah kaki diseret hingga debu mengabu
Semua pengorbanan menitikkan keringat darah
Tenaga telah habis terkoyak
Sedang harapan antara ada dan tiada
Tibalah langkah pada hari kemenangan
Tapal batas antara ketidakpastian
Menghadap adalah tanah pijakan sebagai padang perburuan
Dimana setiap jengkal dosa dikandung
Jalan yang harus dilalui tersamar semak
Setapak membelah sunyi dengan rindu dendam
Satu dua pohon naungi kering yang kerontang
Onak duri menjadi ornamen arah haluan
Akal tetap menyeret tubuh nestapa
Menjadi juara sejati lewati horison
Jumat, 22 Mei 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EMBUN
Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau Burung masih memamerka...
-
Malam itu hanya ada gerimis Tak ada teman yang lain Bayi suci menangis di gendongan. Lapar Sedangkan tete ibunya kempes Malam itu kudus Kar...
-
Lusi di langit dengan hati (dalam) perjalanan ke pusat hati (dan) mengetuk pintu hati (ucapkan) selamat datang ke hatiku Seseorang di dalam ...
-
Keriput bukanlah usia Hanya lelah keringat Dan mata yang kelabu abu Tiada pinta hanya nanar Sebenarnya wajah masih diselubungi mimpi L...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar