Minggu, 09 Agustus 2020

DINGIN

Ternyata dingin menyapa setiap orang dengan cara yang berbeda

Dari angin-angin di atas pintu ia merayapi pagi

Kemudian mendatangi dengan membawa buah tangan


Diberinya balita tangisan yang keras

Dan kakaknya bangkis sebab gatal di hidung akibat dikili-kili

Di kamar sepasang kekasih merapatkan tubuh dan menarik selimut

Secangkir kopi yang coba menepisnya pun kehilangan aromanya


Ruang tengah yang biasanya menjadi pusat kehangatan keluarga

Pagi itu lengang dan semua diam disapu dingin

Gorden, sofa, meja, bahkan taplak mengkeret 

Lampu yang biasanya terang dan ramah hanya menyisakan cahaya pucat


Dingin dengan riang bermain di sekujur rumah bata merah

Bebas berkeliaran tanpa ada yang melarang

Cahaya matahari yang menerobos pun kalah pamor

Hanya berani menatap dari balik kaca jendela

Hangatnya malu-malu menyapa sebab pagi masih memeluk dingin

Dan angin sebagai pembawa berita masih menghembuskannya di sekitar


Hanya pawon yang sedikit berani menolak dingin

Kayu terbakar pelan-pelan dan menjadi abu

Tungku berpijar menghebuskan panas ke sekitar

Air di atasnya mendidih dan bergolak di dalam panci


Perjuangan terberat dari perlawanan terhadap dingin ialah mandi

Kamar mandi adalah induk dari segala dingin

Air, lantai bahkan kacapun menatap dingin setiap orang

Jika handuk dan baju telah disampirkan

Dingin langsung menyergap kulit 

Dan berbisik di hati untuk membatalkan mandi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...