Jumat, 18 September 2020

GAJIAN

Malam telah larut, aku memasuki kamar. Kamar tempat merebahkan mimpi dan rindu. Udara di dalam pengap kemarau. Kunyalakan kipas angin untuk menghalau panas.

Kamarku kecil, berisi tempat tidur, lemari kecil untuk pakaian. Pernik-pernik ditaruh di meja kecil di bawah jendela.

Pakaian kerja kulepas dan kuletakkan di lantai. Kulepas BH dan celana dalam. Menghindari sumuk. Sekilas kulihat wajahku di cermin hias. Kerut mata tak dapat sembunyikan lelah. Kaus tanpa lengan dan celana pendek kukenakan. 

Tubuh terasa remuk setelah kerja sehari penuh dan setengah malam. HPku tiba-tiba berbunyi. Kuraih HP, ada notifikasi berkedip. Dari i-banking. Tanda uang gajianku sudah masuk akun.

Dengan ayal kuambil buku catatan keuanganku yang kuselipkan di bawah tumpukan baju. Aku duduk di lantai dan mulai memeriksa catatan sambil sesekali melihat HP.

Memang kerja sebagai pembantu tidak besar gajinya. Tapi sering mendapat tip jika majikan puas dengan kerja kita.

Jika gaji digunakan secara teliti dan hati-hati, biasanya cukup untuk memenuhi keperluan keluarga di tanah air. Masih ada sisa sedikit untuk digunakan jika ada perlu atau disimpan.

Kubaca catatan keuangan bulan lalu. Pos-pos yang harus kuisi. Kewajiban yang harus dibayar. Kebutuhan bulanan keluarga. Hutang piutang. Sisa tabungan. Pesanan anak di kampung yang minta dikirimkan dari sini.

Untuk emak sekian uang. Karena emak tinggal sendiri dan menemani genduk.

Belanja makanan sekian uang. Biasanya uang untuk belanja bulanan dan belanja harian dibedakan. Genduk yang pegang. 

Kredit motor dan angsuran renovasi rumah sekian uang. Biarpun nyicil yang penting hasil keringat merantau ke negri sebrang nyantol. 

Cicilan utang ke bude, uang untuk bayar kantor pemberangkatan, sekian uang. Syukurlah dua cicilan lagi lunas. 

Keperluan sekolah dan uang saku genduk, sekian uang. Anak mulai remaja, kebutuhan bertambah. Bedak, parfum, aksesoris. Untungnya baju dalaman dan baju luaran dikirim dari sini. Juga sepatu dan jam. 

Juga uang untuk beli kuota bertambah. Genduk makin banyak temannya. Kadang dia jajan atau dijajani teman.

Ah, masih ada sisa sekian uang dari tip dan sisa gaji. Jadi tabungan bisa bertambah kalau bulan ini aku irit. 

Kukirim WA pada genduk. Kukabarkan aku mengirim uang sejumlah sekian lewat e-banking. Kegunaannya kutuliskan satu-satu. Di akhir pesan kutulis, yang irit ya, nak. Mamah disini kerja keras. Bantu mamah!. Emotikon cium. 

Tidak lama kemudian, HP berbunyi. Ada pesan di WA dari nomor anakku. Ia menulis, iya mamah. Terimakasih. Emotikon hati. 

Tubuhku kurebahkan di atas ranjang. Rasanya nyaman. Capaiku serasa dipijat. Kipas mengusir panas dari sekujur. Namun pekerjaanku belum selesai. Bersih-bersih wajah. Mandi dan solat. Tapi itu lain cerita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...