Dengan sedikit rasa bersalah ia menggamit kemarau
Dan menancapkan awan hitam di puncak
Lalu lewat bantuan angin sepoi
Dijatuhkannya tetesan rindu pertama
Bumi lara menghirup segenap rintik
Menghilangkan dahaga dan rekah tanah
Pepohonan yang merana terbungkus debu
Manyirami setiap daun dan rantingnya
Dan merias tubuhnya dengan warna yang sumringah
Maka ibu bumi tersenyum bahagia
Tubuhnya wangi tanah basah
Dari rahimnya lahir aneka tunas
Hijau daun dan bunga beraroma madu
Kupu-kupu keluar dari kepompongnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar